Tuduhan pada hakikatnya kebohongan yang paling buruk. Sementara ketika tuduhan dilakukan tanpa kehadiran yang tertuduh, maka itu dikategorikan gibah. Orang yang melakukannya berarti telah melakukan dua perbuatan dosa.
Ketika seseorang menuduh orang lain, pada dasarnya ia telah mengotori dan merusak jiwanya dengan dosa. Lalu apa sebenarnya yang disebut dengan tuduhan itu? Tuduhan merupakan perilaku menisbatkan kekurangan terhadap seseorang yang tidak dimilikinya. Tuduhan merupakan perbuatan dosa besar. Allah Swt dalam al-Quran telah melarang perbuatan ini dan mengingatkan pelakunya bakal mendapat azab yang sangat pedih. Imam Shadiq as berkata, "Dosa menuduh orang lain yang tidak bersalah lebih berat dari gunung yang tinggi." (Safinah al-Bihar, jilid 1, kata Tuhmah)
Dunia Islam dewasa ini terutama di Timur Tengah di goncangkan oleh peperangan sektarian antara Islam Suni dan Syi' ah. Masjid bukan lagi tempat yang aman untuk beribadah. Sering kita dengar Masjid Suni yang diledakan oleh kaum Syi' ah demikian pula kita dengar masjid kaum Syi' ah diledakan oleh kaum Suni. Kita yang awam ini jadi terheran heran , mengapa sesama Islam saling bunuh dan serang.
Perpecahan antara Islam Sunni dan Syi'ah telah memporak porandakan beberapa negara di Timur tengah seperti Syuriah, Irak, Yaman dan lain lain. Ada kekuatiran perpecahan ini akan meluas ke Negara lain yang terdapat pengikut Sunni dan Syi'ahnya . Di Indonesia dengan semakin banyaknya pengikut Syiah , aroma perpecahan itupun mulai terasa pula.
Kita di Indonesia ini belum banyak yang tahu tentang perbedaan aliran Suni dan Syi' ah ini. Syi' ah sudah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka, hanya saja mereka merupakan kelompok minoritas , sehingga kita tidak banyak tahu tentang aliran Syi' ah ini. Selama ini tidak pernah ada masalah antara Islam Sunni dan Syi' ah di Indonesia karena sebagian besar umat Islam di Indonesia menganggap Sunni dan Syi’ah itu sama.
Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Islam Sunni dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja' fariyah) hanya sekedar dalam masalah khilafiyah Furu' iyah saja , seperti halnya perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, atau antara Madzhab Syafi' i dengan Madzhab Maliki.
Menuduh orang sebagai Syiah tanpa bukti yang jelas, sama seperti melemparkan tuduhan kafir kepada seseorang. Kekafiran Syiah telah dihujjahkan dengan hujah-hujah yang banyak. Maka menuduh seseorang sebagai Syiah bermakna mengkafirkannya.
Nabi Saw bersabda dalam sebuah hadis ang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam sahehnya:
إذا كفر الرجل أخاه فقد باء بها أحدهما
"Apabila seseorang lelaki mengkafirkan saudara Islamnya, maka tuduhan kafir iu akan tepalit kepada salah satu antara mereka"
Sementara, apa yang ada dalam hati orang yang dilebelkan Syiah itu, siapa yang tahu? Seringkali si penuduh bersandarkan akidah taqiah penganut Syiah untuk mengatakan si fulan itu menyembunyikan kesyiahannya. Mereka menuduh Mat Sabu bertaqiah. Mahfuz bertaqiah.
Bagaimana kalau orang lain pula kata anda bertaqiah dari kesesatan anda. Orang kata anda sekular tapi bertaqiah sebagai muslim. Orang kata anda pluralis tapi bertaqiah sebagai islamis. Orang kata anda liberalis tapi bertaqiah sebagai mukmin.
Jangan cuba bongkar apa yang dalam hati orang. Nanti Allah bongkarkan apa yan dalam hati anda. Apa yang tersema dalam hat orang, hanya Allah ang tahu. Apa yang terluah di lidah, itu yang kita pegang. Selagi penganut Syiah tidak mengakui berakidah Syiah, tidak mencela para sahabat, tidak mengungkapkan kalimah-kalimah kufur dan amalan kufur Syiah, maka apa hak kita untuk melebelkannya sebagai Syiah?
Allah berfirman:
وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
"Dan ketahuilah bahawa Allah sahaja yang menguasai apa yan disimpan seseorang dalam hatinya. KepadaNyalah kamu akan dikembalikan kelak"
(Surah Al-Anfal:Ayat 24)
Berhentilah menuduh tanpa bukti yang menjadi makanan haram rakyat Malaysia sejak kebelakangan ini. Menuduh orang zina tanpa bukti. Tuduh orang liwta tanpa bukti. Tuduh orang Wahabi dan dikatakan sesat atas dasar yang lemah dan longgar. Semua ini budaya jelek yang sedang melanda dan perintisnya adalah golongan fajir, ahli bid'ad yang sesat dan manusia hina dalam masyarakat. Mengapa kita harus meniru sunnah buruk mereka, sedangkan Sunnah mulia Rasul terbentang di depan kita?
No comments:
Post a Comment